Sukhihotu,
Kali
ini saya akan berbagi sebuah renungan tentang sesuatu yang sederhana tapi bisa
membuat masalah besar atau bisa menjadi kunci pencerahan. Sesuatu yang
sederhana ini tergambar dari pengamatan saya pribadi ketika saya sering berceramah
dan sharing di LAPAS. Ketika kita berceramah kita dituntut harus tahu kondisi
umat di tempat kita barada saat itu. Dari pengamatan saya di LAPAS, ada sesuatu
yang berbeda tapi sama dengan kehidupan di masyarakat bebas. Sesuatu yang
berbeda tapi sama itu adalah cara kita menghadapi perasaan depresi ketika
menghadapi masalah. Saya menemukan korelasi antara inspirasi hidup dari
pengamatan saya pribadi dengan pencerahan yang diberikan Bhikkhu Ajhn Brham,
berikut ini saya bagikan inspirasi hidup yang bisa kita praktekan sendiri atau
kita bagi ke orang lain.
Ini Pun Akan Berlalu
(Ajahn Brahm)
Salah
satu pengajaran tak ternilai yang dapat membantu mengatasi depresi, adalah juga
salah satu yang paling sederhana, mudah untuk disalahpahami. Hanya jika kita
akhirnya sudah terbebas dari depresi, barulah kita boleh menyatakan diri sudah
betul-betul memahami cerita berikut ini.
Seorang
narapidana baru merasa ketakutan dan tertekan. Tembok-tembok batu di selnya
seperti menyerap habis semua kehangatan; jeruji-jeruji besi bagai mencemooh
segala belas kasih; suara gelegar baja yang beradu ketika gerbang ditutup,
mengunci harapan jauh-jauh. Hatinya terpuruk sedalam hukumannya yang sedemikian
lama. Di tembok, di atas kepala tempat tidur lipatnya, dia melihat sebuah
kalimat yang tergores di sana: INI PUN AKAN BERLALU.
Kalimat
itu melecut semangatnya, mungkin demikian juga dengan narapidana lain sebelum
dia. Tak peduli betapa beratnya, dia akan menatap tulisan itu dan mengingatnya:
ini pun akan berlalu. Pada hari dia dibebaskan, dia mengetahui kebenaran dari
kata-kata itu. Waktunya telah terpenuhi; penjara pun telah berlalu.
Ketika
dia menjalani kembali kehidupan normalnya, dia sering merenungi pesan itu,
menulisnya di secarik kertas untuk ditaruh di samping tempat tidurnya, di
mobil, dan di tempat kerja. Bahkan saat dia mengalami hal-hal yang buruk, dia
tak akan menjadi depresi. Dengan mudah dia akan mengingat “ini pun akan
berlalu”, dan terus berjuang. Saat-saat yang buruk pun tidak memerlukan waktu
lama untuk berlalu. Lalu ketika saat-saat yang menyenangkan tiba, dia
menikmatinya, tetapi tanpa terlalu sembrono. Sekali lagi dia akan mengingat,
“ini pun akan berlalu”, dan terus lanjut bekerja, tanpa menggampangkan hal yang
menyenangkan itu. Saat-saat yang indah biasanya juga tak akan bertahan
lama-lama.
Bahkan
ketika dia menderita kanker, “ini pun akan berlalu” telah memberinya
pengharapan. Pengharapan memberinya kekuatan dan sikap positif yang mengalahkan
penyakitnya. Suatu hari, dokter spesialis memastikan bahwa “kanker pun telah
berlalu”.
Pada
hari-hari terakhirnya, di atas ranjang kematian, dia membisikkan kepada
orang-orang yang dicintainya, “ini pun akan berlalu,” dan dengan enteng dia
meninggalkan dunia ini. Kata-katanya adalah pemberian cinta terakhir bagi
keluarga dan teman-temannya. Mereka belajar darinya bahwa “kesedihan pun akan
berlalu”.
Depresi
adalah sebuah penjara yang sering dialami oleh kita-kita ini. “ini pun akan
berlalu” membantu melecut semangat kita; juga menghindarkan salah satu penyebab
depresi hebat, yaitu tidak mensyukuri saat-saat bahagia.
Apa
pendapat anda?
Semoga
terinspirasi!
No comments:
Post a Comment